SURGA ISTRI TERLETAK DI TANGAN SUAMI, BAGAIMANA JIKA SUAMINYA TIDAK TAAT BERIBADAH ?
Ibadah adalah hal utama yang tidak boleh ditinggalkan oleh setiap orang. Siapa saja yang meninggalkan ibadah karena mementingkan perkara lain, maka baginya jelas, kerugian yang tak terkira.
Dengan kata lain, siapa yang taat dalam beribadah, maka ia termasuk orang yang benar dan hidup hatinya. Dan sebaliknya siapa yang enggan apalagi membangkang dari beribadah, maka baginya kerugian yang besar.
Manusia bisa menjadikan seluruh hidupnya sebagai ibadah tanpa harus meliburkan diri dan memutuskan segala kegiatan yang lain. Islam menganggap segala gerakan dan napas sebagai ibadah bila seseorang mempersembahkannya kepada Allah Swt, bahkan, urusan duniawi pun bisa menjadi lading pahala di akhirat, tergantung dari niatnya.
Jadi, suami yang saleh tidak menyia-nyiakan waktunya selama sehari (24jam) selain untuk lebih dekat
dengan Allah Swt. Dengan melakukan amal-amal kebaikan . mencuci baju, menyetrika, mengajar, menulis, membaca, berkata baik, memasak untuk keluarga, bahkan mencari nafkah dan seluruh aktivitas, menyayangi anak dan istri adalah ibadah, selama itu diniatkan karena Allah Swt.
Namun demikian, ada kalanya suami juga menemukan kemalasannya. Bilamana demikian, ia pun beristigfar, meminta ampun kepada Allah Swt. Dan sebagai istri yang baik, seharusnya ia juga ikut mendoakan supaya suaminya diberi keteguhan untuk selalu berada dalam ketaatan dan diberi kekuatan untuk beribadah kepada Allah Swt. Diantara doa yang bisa dibaca oleh istri adalah :
Allaahumma mushrrifal quluubi sharrif quluubanaa ‘alaa thaa’atika.
“Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu”
Seperti yang dikutip dari reportaseterkini.net. Doa ini sebagaimana termaktub dalam hadits Nabi Saw. Dari Abdullah bin Amru bin Ash, ia berkata ia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda :
“Sesungguhnya hati semua manusia itu berada diantara dua jari dari sekian jari Allah yang Maha Pemurah seperti halnya satu hati, yang akan Dia palingkan menurut kehendak-Nya. “Setelah itu, Rasulullah Saw. Berdoa,”Allahumma mushorrifal quluub shrrif quluubanaa ‘alaa thaa’atika (Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu).” (HR. Muslim).